Jurus PKS Keluar dari Badai dan Melejit

Saya ingin memulai tulisan ini dengan sebuah cerita tentang sekawanan Harimau yang sedang berjalan-jalan melintasi hutan.  Malangnya, dua di antara harimau tersebut jatuh kedalam sebuah lubang. Harimau yang lain mengelilingi lubang tersebut.

Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut, mereka berkata pada kedua harimau tersebut bahwa mereka lebih baik mati.  Kedua harimau tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada. Harimau yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.

Akhirnya, salah satu dari harimau yang ada di lubang itu mendengarkan kata-kata harimau yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati. Sedang harimau yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin. Sekali lagi kerumunan harimau tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja.

Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya berhasil.
Akhirnya, dengan sebuah lompatan yang kencang, dia berhasil sampai di atas.
Harimau lainnya takjub dengan semangat harimau yang satu ini, dan bertanya “Apa kau tidak mendengar teriakan kami?”Lalu harimau itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia tuli.

Akhirnya mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada harimau tersebut.

———————————————————–

Saya bukan mengatakan kalau PKS sekarang sudah keluar dari badai, apalagi kalau PKS sekarang sedang melejit. Karena untuk hal itu PKS harus lebih kerja keras, dan berkejaran dengan waktu. Bahkan PKS harus fokus dan konsent bergerak, pakai kaca mata kuda, tak usah terlalu menghiraukan cemoohan dan caci maki yang ada, terus bekerja dan terus memperaiki diri. Jadi dalam tulisan ini paling tidak saya cuma ingin menyampaikan opini tentang Jurus yang memungkinkan PKS gunakan untuk keluar dari badai dan melejit.

Faktor terpenting PKS bisa keluar dari badai dan melejit adalah  kemampuan PKS memobilisasi sumber daya organisasi. Burhanudin Muhtadi mengatakan “Dalam teori gerakan sosial, perspektifini dikenal sebagai mobilisasi sumberdaya (resource mobilisation). Pendekatan ini didasarkan pada asumsi teoretis bahwa sekadar mengandalkan kesempatan politik yang kondusif saja tidak akan bisa menciptakan gerakan. Adanya organisasi menjadi keniscayaan bagi gerakan sosial agar potensi-potensi kekuatan yang ada dapat diaktualisasikan bagi lahirnya gerakan yang berkesinambungan. Dari sisi partisipan, peran organisasi dan mobilisasi ini juga sangat krusial yang memungkinkan individu dapat berpartisipasi dan mengumpulkan sumber-sumber yang berguna bagi ke­langsungan gerakan”

Kemampuan PKS memobilisasi  sumber daya organisasi  dapat dilihat melalui kapasitasnya dalam mengembangkan potensi internal, ke­kuatan organisasi, rekrutmen anggota dan system pengkaderan, kepemimpinan, jejaring komunikasi dan mobilisasi sumber daya finansial. Dalam hal-hal di atas maka PKS akan sangat sulit untuk ditandingi.

Dalam sejarah perkembangan di awal-awalnya, dengan memanfaatkan jejaring Tarbiyah yang telah ada, PKS dengan cepat memperluas struktur organisasinya di seluruh Indonesia. Sekarang PKS telah membuka struktur kepengurusan di tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota di seluruh provinsi dan kabupaten/ kota di Indonesia. Pertumbuhan cabang partai yang sangat pesat ini tampak sebagai faktor kunci bagi kesuksesan luar biasa PKS pada Pemilu 2004_. Selain itu, PKS dikenal sebagai “partai kader”, yang menuntut standar ketat dan pelatihan-­pelatihan intensif bagi anggota-anggotanya.

Sehinngga, andai kata Presiden PKS Anis Matta membuat satu instruksi untuk kader di seluruh Indonesia agar malam ini tidak tidur dan terus bekerja, maka niscaya instruksi itu akan tersebar cepat lewat jalurnya dan malam ini kader PKS tidak ada yang tidur.

Mobilisasi Sumberdaya (resource mobilisation) mnjadi kata kunci bagi PKS. Sumber