Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tidak mengalami
kesulitan dalam memenuhi persyaratan minimal 30 persen keterwakilan
calon legislatif perempuan untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten
dan Jawa Barat.
"Alhamdulilah untuk kuota 30 persen caleg perempuan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat sudah terpenuhi," kata Ketua Departemen Perempuan Untuk Wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat Diah Nurwitasari, di Kota Bandung, Kamis.
Menurut dia, secara umum PKS tidak mengalami kesulitan dalam menjaring calon anggota legislatif dari perempuan karena memiliki kader perempuan potensial.
"Dan khusus di PKS, kita juga mempertimbangakan daya dukung keluarga bagi setiap kader yang menjadi caleg baik itu untuk caleg laki-laku ataupun perempuan. Bakal caleg tersebut harus seorang yang melayani masyarakat dikuatkan ketahanan dan daya dukung keluarga yang sangat positif," kata dia.
Ia menjelaskan, keterwakilan 30 persen atau sekitar 37 orang calon anggota legislatif untuk tingkat Jawa Barat sendiri sudah terpenuhi bahkan melebihi dari kuota.
Berbeda dengan PKS, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Barat kekurangan bakal calon anggota legislatif dari perempuan, karena dari 180 orang yang mendaftar sebagai caleg hingga saat ini masih kekurangan sekitar 12-13 orang caleg perempuan.
"Kami juga masih kekurangan bacaleg perempuan. Jadi sesuai UU, kuota caleg perempuan di setiap daerah pemilihan (dapil) harus 30 persen. Di beberapa dapil kita masih kekurangan bacaleg perempuannya. Namun, kita masih punya waktu untuk melengkapinya hingga 20 April ini atau sebelum bacaleg didaftarkan ke KPU Jabar," kata Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Iwan R Sulandjana.
Pihaknya mencontohkan, rata-rata setiap daerah pemilihan (dapil) jumlah caleg perempuannya sekitar tiga sampai empat orang atau tergantung jumlah kursi yang ada seperti di dapil 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) jumlah kursinya 7 , kuota perempuannya 3 orang.
"Lalu di dapil dua dari 11 kursi empat kursi untuk perempuan, di dapil tiga dari tujuh kursi tiga untuk perempuan. Lalu di dapil empat dari lima kursi yang disediakan dua untuk perempuan. Pokoknya kebutuhan bacaleg perempuan di Jabar itu sebanyak 37 orang," katanya.
Oleh karena itu, kata Iwan, pihaknya mendorong ke setiap daerah di tingkat kabupaten/kota agar segera melengkapi kuota perempuannya terpenuhi. [ito] Sumber
"Alhamdulilah untuk kuota 30 persen caleg perempuan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat sudah terpenuhi," kata Ketua Departemen Perempuan Untuk Wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat Diah Nurwitasari, di Kota Bandung, Kamis.
Menurut dia, secara umum PKS tidak mengalami kesulitan dalam menjaring calon anggota legislatif dari perempuan karena memiliki kader perempuan potensial.
"Dan khusus di PKS, kita juga mempertimbangakan daya dukung keluarga bagi setiap kader yang menjadi caleg baik itu untuk caleg laki-laku ataupun perempuan. Bakal caleg tersebut harus seorang yang melayani masyarakat dikuatkan ketahanan dan daya dukung keluarga yang sangat positif," kata dia.
Ia menjelaskan, keterwakilan 30 persen atau sekitar 37 orang calon anggota legislatif untuk tingkat Jawa Barat sendiri sudah terpenuhi bahkan melebihi dari kuota.
Berbeda dengan PKS, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Barat kekurangan bakal calon anggota legislatif dari perempuan, karena dari 180 orang yang mendaftar sebagai caleg hingga saat ini masih kekurangan sekitar 12-13 orang caleg perempuan.
"Kami juga masih kekurangan bacaleg perempuan. Jadi sesuai UU, kuota caleg perempuan di setiap daerah pemilihan (dapil) harus 30 persen. Di beberapa dapil kita masih kekurangan bacaleg perempuannya. Namun, kita masih punya waktu untuk melengkapinya hingga 20 April ini atau sebelum bacaleg didaftarkan ke KPU Jabar," kata Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Iwan R Sulandjana.
Pihaknya mencontohkan, rata-rata setiap daerah pemilihan (dapil) jumlah caleg perempuannya sekitar tiga sampai empat orang atau tergantung jumlah kursi yang ada seperti di dapil 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) jumlah kursinya 7 , kuota perempuannya 3 orang.
"Lalu di dapil dua dari 11 kursi empat kursi untuk perempuan, di dapil tiga dari tujuh kursi tiga untuk perempuan. Lalu di dapil empat dari lima kursi yang disediakan dua untuk perempuan. Pokoknya kebutuhan bacaleg perempuan di Jabar itu sebanyak 37 orang," katanya.
Oleh karena itu, kata Iwan, pihaknya mendorong ke setiap daerah di tingkat kabupaten/kota agar segera melengkapi kuota perempuannya terpenuhi. [ito] Sumber
0 komentar :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !