LSI : Pemilih Jokowi 10 Persen Pindah ke Prabowo

Islamedia.co - Dalam beberapa bulan terakhir suara calon presiden dari poros PDIP, Joko Widodo terus menurun. Hal ini membuat selisih suara dengan rivalnya Prabowo Subianto semakin tipis.

Menurut Peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Fitri Hari, penurunan suara Jokowi ini diakibatkan banyaknya kampanye hitam.

"Makin maraknya down grading kampanye hitam yang awalnya ada di segmen Jokowi pindah ke Prabowo," kata Fitri di Kantor LSI, Jakarta, Kamis 26 Juni 2014.

Tak hanya itu, suara Jokowi juga tergerus karena Prabowo bisa meyakinkan masyarakat dari proses kampanyenya.

Tergerusnya suara Jokowi ini terlihat sejak Maret 2014. Di mana, dari survei awal pada bulan September 2013 Jokowi mendapat suara 50,3 persen sementara Prabowo hanya 11,1 persen sehingga selisih angka 38 persen. Tetapi selisih angka terus mengecil seiring menurunnya suara Jokowi dan meningkatnya suara Prabowo.

Pada hasil survei yang dilakukan pada Maret 2014, Jokowi mendapat 46,3 persen dan Prabowo 22,1 persen sehingga selisih menjadi 24 persen. Tapi kemudian survei pada awal Mei 2014 yang dalam survei itu juga menyertakan calon wakil presidennya masing-masing, pasangan Jokowi-JK mendapat 35 persen suara sementara Prabowo-Hatta mendapat 22,75 persen sehingga selisihnya hanya 13 persen.

Kemudian pada survei terakhir yang dilakukan awal Juni 2014, Jokowi-JK mendapat 45 persen dan Prabowo-Hatta mendapat 38,7 persen sehingga selisihnya hanya tinggal 6 persen.

"Oleh karena itu siapkan mental pendukung untuk kalah dan menang dengan selisih di bawah 5 persen, dengan pertimbangan margin selisih kemenangan selalu megecil," kata Fitri.

Menurut survei itu, jumlah dukungan Jokowi menurun di kantong-kantong besar misalnya di komunitas NU, orang-orang yang berpendidikan tinggi, beragama Islam, pemilih laki-laki dan di provinsi Jawa Barat.

"Prosentase pemilih Jokowi yang pindah ke lain hati sebesar 5-10 persen, dan di komunitas itu Prabowo mengalami kenaikan sekitar 5-10 persen," kata dia.

Meski begitu kedua pasangan masih mungkin saling mengalahkan. Jokowi akan tetap menang jika dia bisa mengambil kembali pendukungnya yang pindah ke lain hati. Sementara Prabowo bisa menyalip Jokowi jika dia bisa menaikkan dukungan 5-15 persen lagi di segmen pemilih besar yaitu perempuan, wong cilik, komunitas NU, pemilih berpendidikan rendah, pemilih non muslim dan pemilih di provinsi Jawa Timur. [vivanews/im]